 |
| Foto: Hutomo Mandala Putra |
SHRI.com, JAKARTA - Meski pesta demokrasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 terbilang masih lama. Namun nama yang dianggap layak dan memiliki peluang untuk mewarnai kontestasi politik sudah mulai di sebut-sebut.
Seperti Kans bagi keluarga besar mantan Presiden Soeharto yakni keluarga Cendana. Misalnya ada nama Hutomo Mandala Putra alias Tommy yang punya peluang untuk maju di Pemilu Presiden (Pilpres 2019).
Hal ini dikatakan Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio. Menurutnya, setiap warga negara berhak mencalonkan diri ataupun dicalonkan sebagai presiden dan wakil presiden. Hal itu juga berlaku bagi Keluarga Cendana.
“Kan itu hak warga negara. Jadi, kalau Keluarga Cendana mau maju boleh saja," kata Hendri saat dihubungi JPNN.com, Jumat (14/7/2017).
Namun, Hendri menegaskan, ada syarat yang harus dipenuhi untuk ikut serta dalam Pilpres 2019. Salah satunya adalah harus mendapatkan dukungan dari partai politik.
"Ada aturan yang mesti dipatuhi seperti threshold. Yang jelas harus maju dan dicalonkan partai politik," tutur Hendri.
Saat ini di antara anak-anak Pak Harto yang cukup aktif di politik adalah Siti Hediati Hariyadi dan Tommy. Titiek -panggilan Hediati- aktif di Golkar, sedangkan Tommy menjadi ketua Dewan Pembina Partai Berkarya.
Menurut Hendri, jika Tommy ingin maju lewat Partai Berkarya maka partai tersebut harus terlebih dahulu lolos verifikasi sebagai peserta pemilu. "Yang paling penting adalah dia maju mau lewat partai mana. Kalau mau partai lain, partai mana yang mau?" ucapnya.
Saat disinggung apakah ada kemungkinan Golkar mengusung Keluarga Cendana pada Pilpres 2019, Hendri langsung menepis kemungkinan itu. Pasalnya, Golkar bakal mendukung sosok penguasa.
"Golkar kan sudah ke Jokowi. Golkar kan sifatnya ke penguasa, kalau Tommy sudah berkuasa baru Golkar pindah ke Tommy," ungkap Hendri
Untuk diketahui, Hutomo Mandala Putra adalah putra mantan Presiden Republik Indonesia ke-2 Soeharto. Tommy pernah juga menjadi seorang pereli. Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya, setelah bertahun-tahun menjadi kader Partai Golkar.
Sumber: JPNN