JAKARTA - Setelah hingar bingar rangkaian Pemilu Pilpres dan Caleg 2024 berakhir dengan segala macam kisah dan pro kontraknya. Tahun 2024 juga akan dilakukan Pilkada serentak untuk Pemilihan Kepada Daerah yang akan dilaksanakan November 2024.
Ada pemilihan Gubernur, Walikota dan Bupati serentak di seluruh Indonesia. Salah satunya yang ditunggu tunggu yaitu pemilihan Gubernur di Daerah Khusus Jakarta. Siapakah calon Gubernur yang masih “seksi” walaupun ibukota Negara akan pindah dari Jakarta ke IKN.
Untuk calon Gubernur yang dari partai politik masih belum kelihatan, baru ada calon-calon yang santer diberitakan untuk ikut dalam pertarungan Pilkada Daerah
Khusus Jakarta (DKJ) antara lain mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang kemarin kalah di pilpres, ada mantan Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil, ada Ahok yang juga santer maju dalam Pilkada Sumatera Utara, ada Ahmad Sahroni kader Nasdem, ada Mardani Ali Sera kader PKS yang notabene jawara di pileg DKI
Jakarta, dan ada juga sang “putera mahkota” Kaesang Pangarep Ketua Umum PSI yang bisa maju setelah permohonan batas usia calon cagub dan cawagub dari usia 30 tahun saat pencalonan menjadi usia 30 tahun saat pelantikan.
Kaesang berusia 30 tahun pada bulan Desember 2024 ini. Kita tinggalkan para calon dari partai politik. Sekarang kita beralih ke calon independen yang ternyata ada satu pasang calon yang terlebih dahulu siap untuk berlaga di Pilkada DKJ yaitu pasangan Dharma Pongrekun dan Kun Wardana Abyoto.
Pasangan ini berhasil mengumpulkan KTP DKJ yang tersebar di 6 wilayah Jakarta. Dari 840.640 KTP dukungan, telah terverifikasi oleh KPU Jakarta sebesar 749.298 dukungan sehingga masuk kriteria untuk maju sebagai calon independen non partai pada Pilkada DKJ 2024 mendatang.
Siapakah pasangan independen ini? Apakah mampu untuk mengalahkan dominasi dan hegemoni pasangan calon yang diusung dari partai politik? Apakah ada tempat bagi masyarakat Jakarta? Seberapa sulit perjuangan pasangan independen nantinya? Komjen Pol (Purn) DR (HC) Drs Dharma Pongrekun, MM, MH. merupakan calon Gubernur DKJ yang maju dari jalur independen (non partai).
Pernah menjabat sebagai Wakil Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) tahun 2019 sampai 2021.
Dharma Pongrekun dikenal luas saat menyampaikan bahwa wabah Covid 19 merupakan konspirasi elit global dan menyatakan bahwa gelombang HP bisa merusak sel tubuh.
Pria 58 tahun ini malang melintang di lingkungan Polisi sebagai karir pada saat masih aktif dengan jabatan terakhir sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Jianbang Lemdiklat Polri dengan pangkat bintang tiga Polri (Komisaris Jenderal Polisi).
Dharma Pongrekun yang asli Toraja Sulawesi Selatan selain lulusan Akabri 1988 juga menjalani pendidikan S2 Magister Manajemen di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (2002), S2 Ilmu Hukum di UGM (2006) dan mendapat Gelar Doktor Kehormatan Bidang Kemanusiaan dari MBC University Depok (2023).
Dr. Ir Raden Kun Wardana Abyoto, MT. adalah dosen di Institut Sains dan Teknologi Nasional.
Merupakan salah satu anak “super nomal” yang memiliki kercerdasan diatas rata rata dimana memiliki IQ 152. Hal ini tercermin dengan kemampuan menyelesaikan pendidikan SD 2 tahun, SMP 2 tahun, SMA 2 tahun, sehingga saat menjadi mahasiswa menjadi mahasiswa termuda pada usia 12 tahun. Menyelesaikan S1 pada usia 18 tahun dan S2 di Universitas Indonesia pada usia 22 tahun dan S3 di ITB pada usia 25 tahun.
Mengambil jalur independen merupakan jalur terjal dan berliku untuk menjadi Gubernur DKJ. Apalagi persaingan dengan calon dari partai politik dengan tokoh tokoh nasional yang sosoknya lebih familiar dan dikenal masyarakat.
Namun hal ini juga menjadi peluang yang positif untuk dikembangkan calon independen dimana masyarakat banyak juga yang sudah bosan dengan janji janji politik partai bertahun tahun dan para politisi pada saat kampanye.
Ini adalah cahaya kecil untuk diharapkan mengingat tidak terikat dengan partai politik yang di identikkan negatif oleh masyarakat antara lain politisi maupun pejabat yang tertangkap korupsi saat
menjabat. Pasangan independen ini akan menghadapi tantangan dalam mensosialisasikan ke masyarakat secara aktif dan agresif dikarenakan tidak memiliki mesin partai sampai ke pelosok.
Hal ini dibutuhkan relawan yang masif dan solid terjun langsung mengenalkan dengan kreatif pasangan Dharma – Kun dengan semua visi misi serta harapan masyarakat yang bisa diemban oleh pasangan ini.
Pasangan ini juga menghadapi tantangan pembiayaan kampanye yang tidak kecil. Hal ini biasanya dikaitkan dengan isu bohir atau pengusaha yang menjadi sponsor kampanye bagi pasangan dari partai politik.
Apakah pasangan independen ini berbeda? Hal ini juga menarik untuk diketahui oleh masyarakat, jika bisa transparan dan menjadi berbeda tentu menjadi kredit poin tersendiri bahwa pasangan independen ini berbeda dari pasangan lain yang diusung oleh partai politik walau lebih terkenal dan lebih familiar.
Dari Daftar Pemilh Tetap DKJ tahun 2024 sebesar 8.262.897 maka untuk mendapat pemenang pemilu masih 50% + 1 suara sama seperti Pilpres dan Pilkada di Jakarta sebelumnya sehingga jika banyak calon akan berpeluang menjadi 2 putaran. Dengan modal sosial dukungan awal sekitar 750 ribu suara maka diperlukan 3,4 juta suara tambahan untuk memenangkan pilkada DKJ.
Apakah mampu calon independen Dharma-Kun ini bersaing? Apa isu yang krusial untuk diangkat sebagai harapan?. Secara kasat mata tentu menjadi sangat berat dibandingkan calon dari kekuatan partai politik.
Menurut Ketua Suara Hati Rakyat Indonesia, DR Ilham Ilyas SHMM, “Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah SWT sudah berkehendak, kita hanya perlu menyempurnakan ikhtiar, berjuangan dengan sungguh sungguh dan dengan kekuatan energi cinta yang perlu disalurkan kepada seluruh lapisan masyarakat Jakarta, maka pasangan Dharma-Kun akan berpeluang besar mendapat cinta dari pemilih di Jakarta dengan masif juga.
Dengarkan keluhan masyarakat, rasakan penderitaannya, yakinkan masyarakat akan mendapat pelayanan dan fasilitas yang lebih baik, hadirkan energi cinta untuk melayani mereka”.
Permasalahan yang secara kasat mata yang sering dikeluhkan masyarakat yaitu kemacetan, banjir, pelayanan kesehatan, pendidikan mahal, lapangan kerja, harga sembako, transportasi, tempat tinggal dan lain lain. Harus dipetakan apa saja yang akan diberikan oleh masyarakat jika terpilih.
Jangan semua dijanjikan untuk tidak dijalankan apalagi pakai jurus ngeles saat terpilih saat ditagih janji janjinya.Jangan karena dari jalur independen maka mau program yang asal beda dari Gubernur pendahulu maupun dari pemerintah pusat yang presiden dan wakil presidennya baru terpilih juga yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Programnya juga harus sinergis, selaras dengan pemerintah pusat. Program Gubernur terdahulu yang bagus juga perlu dilanjutkan dan ditingkatkan, jika ada yang perlu diperbaiki maka perlu diambil program perbaikan.
Walau jika pasangan independen ini jika terpilih akan berhadapan juga dengan para politisi yang akan menduduki DPRD DKJ terkait anggaran dan program kerja. Itu merupakan tantangan awal jika nanti terpilih.
DR Ilham Ilyas SHMM yang juga merupakan Ketua Jamaah Masjid Seluruh Indonesia melihat pasangan independen Dharma – Kun bekerja dengan penuh cinta, ada kekuatan energi cinta yang terpancar, tanpa ada kasak kusuk disana sini mereka sebagai langkah awal sudah terverifikasi mampu memenuhi syarat dukungan KTP.
“Suatu yang sulit mendapatkan dukungan untuk maju sebagai calon independen”, namun katanya lagi “orang bijak mengatakan dengan kekuatan cinta mampu menyelesaikan seluruh masalah yang ada di dunia ini," tutup Ilham dalam diskusi hangat terkait calon Gubernur DKJ 2024.