Penggagas SHRI, Ilham Ilyas menilai apa maksud Trump mengatakan hal tersebut, dan itu harus jelas tujuaanya.
Menurut pemikiran Ilham Ilyas, keputusan yang diambil Trump itu adalah keputusan yang jika dianalisa adalah keputusan orang yang punya ego tingkat dewa atau orang yang apnormal alias jiwa terganggu (mahon maaf).
Yang lebih harus diperhatikan seluruh ummat harus mengetahui terlebih dahulu akar permasalahanya baru kita bertindak sebab masalah ini jika tidak di sikapi dengan energi hati yakinlah hubungan bangsa terancam akan merusak roh dan jiwa perdamaian dunia tersebut
Sehingga masalah dunia ini andai bangsa Indonesia mau menyampaikan kepada pemimpin yang kita beri amanah untuk menyikapi hal itu. Sehingga demikian kesempatan memperkenalkan pancasila kepada dunia kalau pancasila itu sumber solution.
Penyelesaian masalah, kata dia pada hal sangat muda andai pemimpin itu ada pada kita selesai barang ini atau kalau satu nusa dengan kebersamaan semangat pancasila kami siap ke istana untuk menyampaikan maksud dan tujuan serta cara bertindaknya
"Maksud saya kalau mengecam dan mengutuk Amerika itu sudah cara standar anak SD pun akan demikian, maksud saya mari kita tunjukkan dunia bahwa Indonesia punya jurus sakti manraguna untuk menyelesaikan masalah dunia ini," katanya.
"Kita tidak boleh diam saja dan berpikir yakin bahwa bangsa ini mau di apa-apakan juga,”tegasnya.
Ilham mengatakan, Pemimpin kita harus punya ide "gila" yang terukur dan mampu di implementasikan dan terbukti hasilnya, dengan demikian cita-cita nasional untuk menjadi negara berdaulat untuk turut serta menjaga perdamaian dunia insya allah dapat terwujud.
Karena itu dengan segala kerendagan hati atas berkah Tuhan yang maha kuasa, dasar gerakan SHR pancasila dan UUD 1945 menyampaikan konsep energi kebenaran hati dalam Gerakan Pengamalan Pancasila mampu diperkenalkan dan digunakan sebagai sumber solution penyelesaian masalah bangsa yang terjadi didunia dalam rangka menwujudkan perdamaian dunia secara universal